SILIH ASAH, SILIH ASUH, SILIH ASIH, SILIH WANGI

SEJARAH PERJUANGAN PARTISAN SILIWANGI

Atas Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, NKRI di Proklamasikan Kemerdekaannya pada hari jumat tanggal 17/08/1945 di Jl. Pegangsaan Timur No.56, oleh dan atas nama Bangsa Indonesia Soekarno-Hatta, sebagai tonggak sejarah berdirinya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan atas Rahmatnya juga organisasi ini yang memiliki ciri perguruan silat dan perjuangan kemerdekaan yang berbentuk perhimpunan pejuang, didirikan pada hari minggu tanggal 02/07/1922 oleh Ama Raden Puradiredja, yang bersifat sukarela demi kemerdekaan, sosial kemasyarakatan, mandiri dan demokratis, memiliki fungsi penyalur kegiatan, aspirasi, pembinaan, pengembangan, membimbing anggota-anggota untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan pencapaian tujuan organisasi serta berpartisipasi dengan masyarakat Indonesia untuk memelihara, melestarikan, menjaga norma, nilai, moral, etika dan budaya dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Organisasi ini sejak berdirinya telah menunjukkan dharma bhaktinya dalam segala jaman, sejak jaman penjajahan Hindia Belanda, jaman penjajahan Dai Nippon Jepang, hingga jaman Kemerdekaan Republik Indonesia, dan turut aktif dalam setiap tingkat perjuangan Bangsa menuju kearah Kemerdekaan yang kekal dan abadi serta masyarakat yang adil sejahtera, perlu dipelihara, dibina dan disempurnakan.

Segala jasa-jasa yang telah dibhaktikan organisasi ini kepada Nusa dan Bangsa, serta anggota, tokoh yang menjadi pendiri, pembimbing, Pembina dan pendukung dari organisasi ini perlu dikenal oleh anak keturunan mereka, Bangsa dan Negara yang menjadi pendukung serta pencinta selanjutnya dari organisasi ini.

Mengenai adanya organisasi ini sudah ternyata dari segala gerak hidup dan kegiatannya, namun demikian untuk memenuhi tuntutan jaman, landasan dari organisasi ini perlu dituangkan kedalam bentuk buku sejarah perjuangannya sejak semula.

Organisasi ini di dalam jaman pendudukan Belanda bergerak secara sembunyi-sembunyi dari 1 kampung yang 1 ke kampung yang lain dan kemudian pada jaman pendudukan Jepang, sejak tahun 1942 bergabung kedalam gerakan Pencak Silat Paguron Partisan Siliwangi.

Bahwa dalam saat sebelum Proklamasi Kemerdekaan anggota organisasi ini telah mendapat pelatihan militer oleh Tentara Heiho Jepang dan banyak yang turut serta dalam Pelopor Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sehari sebelum dibacakan Teks Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia pada hari Kamis 16/08/1945 terjadi peristiwa penting dalam organisasi ini, yaitu pertemuan khusus antara Ama Raden Puradireja dengan Bung Karno di tempat kediaman Baba Djiaw Ki Song, di Rengas dengklok Karawang.

Sejak saat meletusnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada hari jumat 17/08/1945, jam 10 pagi di jalan pegangsaan timur no.56, setelah selesai pembacaan proklamasi kemerdekaan, organisasi ini dibawah komando terakhir BrigJend TNI (Purn) Sadikin Muhammad Nasrudin dan BrigJend TNI (Purn) Raden Darsono dan Ama Raden Puradiredja, membawahi organisasi Partisan Siliwangi terus menerus berjuang mendampingi Tentara Resmi bekas Heiho Jepang, yang tergabung kedalam Tentara Republik Indonesia (TRI) atau Tentara Nasional Republik Indonesia (TNRI) atau Tentara Nasional Indonesia (TNI), berjuang disemua lini dalam perjuangan total, yakni dalam bidang Tempur, koordinasi tentara dengan rakyat, kurir, suplay, intelejen, penyerbuan, seperti pertempuran melawan sekutu Belanda di Bekasi, hanya menggunakan Golok dan Bambu runcing tanggal 01/12/1945, dan perang di Tasikmalaya pada agresi Belanda ke 1 dan 2 Tahun 1947 dan 1948, dan menumpas PKI di Madiun, dan perjuangan lainnya, dengan tidak terlepas dari pimpinan kedua tokoh tentara resmi tersebut, turut serta pula secara aktif dalam rangka pemulihan keamanan negara.

Partisan Siliwangi ikut berperan dalam pengembalian Irian Barat ke dalam pangkuan Ibu Pertiwi serta mengkonsolidasikan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Setelah Partisan Siliwangi menerima anugerah kehormatan dari Presiden Pertama Republik Indonesia Bung Karno, berupa Bintang Gerilya yang diserahkan langsung kepada Ama Raden Puradiredja tanggal 10/11/1949, organisasi ini diperintahkan agar merubah cara berjuangnya dari mengangkat senjata kepada pengisian pembangunan, dan organisasi Partisan Siliwangi pada saat itu tercatat memiliki kurang lebih 500.000 orang anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Masih dalam rangka pengisian pembangunan, disekitar tahun 1967 organisasi ini mengerahkan 1326 anggotanya membuka hutan negara bebas di Kabupaten Karawang daerah blok Tanjung Pakis, Batujaya seluas 500 Hektar.

Partisan Siliwangi pertama kali mengadakan Musyawarah Besar pada tanggal 07/06/1967 sampai dengan tanggal 10/06/1967 di Batureok, Lembang Bandung, mengukuhkan Ama Raden Puradiredja menjadi Ketua Umum Pertama, dikukuhkan dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Organisasi Pencak Silat Partisan Siliwangi atau disingkat PS, Nomor 2 dibuat dihadapan Notaris Koswara di Bandung hari Selasa tanggal 03/10/1967.